Rekoleksi Guru dan Pegawai SMAK Anda Luri

Pada tanggal 19 November 2015, di Aula SMAK Anda Luri dilaksanakan rekoleksi bagi guru dan pegawai SMAK Anda Luri. Materi rekoleksi disampaikan oleh Rm. Yosep Dowa, Pr dari Paroki Maria Bunda Yang Selalu Menolong Kambajawa, Waingapu, NTT. Mengawali renungannya, Rm. Yosep Dowa, Pr mengutip ajaran filsuf Socrates yang mengatakan bahwa ”Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak bermakna”. Dengan kata lain, hidup yang bermakna adalah hidup yang selalu direfleksikan.

 

Lebih lanjut Rm. Yosep yang merupakan alumni SMAK Anda Luri tahun 1982 mengatakan, bahwa dengan rekoleksi spiritualitas keguruan dijernihkan. Tentang pendidikan katolik yang tertuang dalam Konsili Vatikan II dikatakan bahwa pendidikan katolik membantu para siswa meraih kepenuhan hidup. Selanjutnya Rm. Yosep mengutip pendapat Paus Benediktus XVI tentang pendidikan Katolik, yakni sekolah katolik janganlah menjadi kuburan atau padang gurun yang gersang. Sekolah katolik hendaknya menjadi tempat perjumpaan kasih Allah dan manusia.

Sebagai bahan permenungan dalam rekoleksi diambil bacaan  dari Injil Lukas 5:1-11, tentang penjala ikan menjadi penjala manusia. Beberapa hal yang dapat dikatakan dari bacaan Injil Lukas yakni mujizat didahului dialog antara Yesus dan Petrus. Awalnya Petrus bekerja sendirian tanpa Yesus tetapi justru Petrus gagal menangkap ikan. Keberatan Petrus diatasinya dengan kepercayaan pada sabda Tuhan. Lalu terjadilah mujizat ketika para murid mendapat ikan dalam jumlah besar. Lebih lanjut Rm Yosep mengatakan nilai lain dalam teks itu adalah bahwa dengan keberhasilannya, Petrus mengenal dirinya,merasa diri sebagia orang berdosa yang tidak layak berdiri di hadapan Tuhan. Menurut  Rm. Yosep, bacaan ini mengandung pesan bagi kita para guru yakni, hasrat dan keinginan awal yang lemah dan tendensi menjauhkan diri dari Tuhan diubah oleh Tuhan. Sikap mengandalkan Tuhan dalam cita-cita juga dapat memulihkan perasaan pesimistis menjadi lebih optimistis dan berserah diri pada Tuhan. Tuhan lebih melihat keutuhan pribadi (totalitas) seseorang. Tuhan mengikutsertakan Petrus dan kita semua untuk menebarkan pukat jaring Kerajaan Allah. Guru adalah perpanjangan tangan Tuhan dan perluasan karya Kristus.

Diharapkan agar guru dapat  menebarkan pukat Kerajaan Allah pada para siswa melalui mata pelajarannya masing-masing, antara ain dengan cara menanamkan nilai kejujuran dan integritas diri. Selanjutnya Rm. Yosep mengajukan pertanyaan refleksi kepada peserta rekoleksi. Pertanyaan berbunyi demikian: Mengapa Yesus memakai orang lemah. Jawabnya: Karena orang–orang lemah tidak gampang sombong pada saat meraih keberhasilan. Orang lemah selalu menempatkan kesuksesan untuk memuliakan Allah dan tahu bersyukur pada Tuhan.

Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam mengandung arti bahwa guru dan murid tahu untuk apa datang ke sekolah. Guru bukan hanya berteori tetapi guru mengajak para siswa pada kedalaman makna. Guru membuat refleksi panggilan sebagai guru. Guru perlu merenungkan efek bekerja sendiri tanpa Tuhan. Dan juga para guru perlu berefleksi bagaimana cara mendapatkan kekuatan ilahi dan rahmatNya. Agar rekoleksi benar-benar bermakna bagi peserta rekoleksi maka dibentuk kelompok diskusi untuk mensharingkan beberapa pertanyaan refleksi. Beberapa pertanyaan yang didskusikan bersama dalam kelompok, yakni: Bagaimana bapak dan ibu guru memaknai sabda Tuhan ini dalam hidup dan usahamu sebagai guru? Apa yang anda alami jika hidup dan berusaha sendirian tanpa bersama Tuhan atau jka selalu bersama Tuhan? Apakah pengalaman imanmu itu mempunyai efek positif bagi para muridmu? 

Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok, setiap kelompok diskusi menyampaikan hasilnya tetapi tidak untuk diplenokan. Kegiatan rekoleksi ditutup setelah kelompok menyampaikan hasil sharing dalam kelompok. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Rm. Yosef Dowa, Pr yang telah membawakan rekoleksi bagi guru dan pegawai SMAK Anda Luri dengan sangat baik.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *