Artikel berikut diambil dari http://www.victorynews-media.com/opini/30/08/2013/lima-kunci-sukses-mengajar-2/#sthash.ynkDXNaF.dpbs, yang ditulis oleh Yan Djoko Pietono, Pimpinan Cabang LP3I Course Center Sudirman Kupang. Semoga berguna bagi para pengajar yang ingin menjalankan tugasnya secara profesional. Selamat membaca.
Di dalam menerapkan Kurikulum 2013 dibutuhkan kemampuan “teaching skill” bagi guru, terutama di dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab, knowledge saja tidak cukup untuk membuat anak didik pintar. Ada lima kunci sukses untuk proses belajar mengajar di sekolah.
Kunci pertama: Professionals in profession (profesional dalam profesi) sebagai kepala sekolah dan guru. Jika kita mencintai profesi kita tentunya dengan rasa cinta pula kita mengajar dan mendidik peserta didik dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, sepenuh raga dan terus mengupayakan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa calon “agent of change“ yang akan menjadi pemimpin masa depan negeri ini. Sebagai kepala sekolah selayaknya memiliki leadership yang kuat, kemampuan manajerial kuat dan menegakkan disiplin kuat sehingga pengelolaan sekolah dapat dijalankan dengan baik dalam pencapaian harapan bersama. Sebagai guru terutama yang merupakan ujung tombak, selayaknya tombaknya harus selalu runcing jika sudah merasa tumpul segera meruncingkan diri dengan meng-up grade diri dengan berbagai kemajuan zaman, sebab kita harus adaptif dalam menyikapi kondisi zaman yang begitu pesat berkembang.
Guru itu harus dinamis bukan statis (stagnasi), mampu berlari mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang bahkan kadang kita perlu meloncat sebatas kemampuan untuk meloncat dalam rangka adaptasi teknologi dunia pendidikan masa kini. Jangan merasa menjadi diri seperti buah yang sudah “matang”. Jika Anda merasa seperti itu, maka Anda tidak akan butuh lagi untuk mematangkan diri, sehingga hanya menunggu busuk. Tapi jadilah pribadi yang seperti “buah mentah” sehingga setiap saat, setiap waktu akan selalu berusaha untuk mematangkan diri dalam keilmuan, pengetahuan, keterampilan di dalam mengajar dan mendidik peserta didik. Sehingga guru tidak akan pernah ketinggalan dari kemajuan yang telah dilakukan oleh peserta didik atau pun ketertinggalan dalam ruang lingkup regional dalam mensejajarkan dengan tingkat nasional. Stakeholder di sekolah harus memiliki daya juang tinggi yang tidak mudah menyerah baik di dalam menghadapi intern maupun ekstern. Sebab tidak ada problematika yang tidak ada jalan keluarnya selama kita masih memiliki kemampuan untuk mencari jalan keluar. Bagaimana menjadi guru profesional?
Kriteria-kriteria guru profesional yakni pertama, menumbuhkan inovasi belajar–mengajar dalam rangka meningkat mutu pendidikan di sekolah. Kedua, memotivasi atau mendorong kegiatan anak didik dalam meningkatkan aktivitas dan kreativitas sesuai dengan bakat, cita-cita, potensi diri dan kemampuan yang dimiliki. Ketiga, energik dan selalu menciptakan teknik-teknik belajar dan mengajar yang cepat, tepat dan mudah dipahami, serta tidak membosankan. Keempat, kooperatif dan aspiratif terhadap keluhan anak didik yang mengalami masalah-masalah dengan segera dibantu, dipecahkan dan dicarikan solusi terbaik. Kelima, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik dengan menggunakan multi media, in focus atau teaching aid lainnya.
Keenam, mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan sesuai kemajuan zaman. Ketujuh, memiliki kompetensi sesuai disiplin ilmunya.
Kunci kedua: Teaching Fun Q Way (Cara mengajar menyenangkan berkualitas). Keterampilan mengajar itu memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebab, memiliki pengetahuan (knowledge) saja tidak cukup untuk memintarkan anak didik. Apa arti kata Teaching Fun Q Way? Berikut penjelasanya. Teaching: pengajaran yang bertujuan mencetak siswa berkarakter dan brilian. Jenis kecerdasan yang dikembangkan adalah IQ, EQ dan SQ. Kemudian Fun: Proses belajar mengajar disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Qualified: Sarana dan prasarana pembelajaran memiliki kualitas yang standar. Way: Cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan hypnoteaching dan hypnolearning.
Bagaimana cara mengajar menyenangkan yang qualified? Seorang guru harus bisa menciptakan cara belajar yang menyenangkan di dalam kelas, agar siswa merasa senang dan menyukai guru di dalam mengajar.
Beberapa tips: selalu menebar senyum, selalu menyapa ramah siswa di dalam kelas, jangan terlalu “kaku” dalam bersikap, dan sebelum mulai mengajar usahakan peserta didik dalam kondisi nyaman (gelombang otak kondisi alfa). Awali pelajaran dengan bernyanyi atau senam otak.
Lakukan pre test secara lisan tentang materi yang akan diajarkan, dan setelah itu lakukan post test secara lisan setelah materi pelajaran disampaikan. Selingi pelajaran dengan permainan atau games di saat siswa mulai jenuh. Bangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan diajarkan, dan beri motivasi untuk belajar. Gunakan infocus (LCD) untuk penyampaian materi sehingga tidak monoton dengan menulis di white board. Buatlah animasi pembelajaran dengan infocus (LCD).
Jangan hanya duduk atau di depan kelas saja dalam mengajar, usahakan berjalan keliling. Gunakan spidol tiga warna untuk menulis di white board. Interaktif dalam mengajar (tanya jawab, diskusi kelompok, dan lain-lain). Sekali-kali menciptakan tawa itu boleh untuk menyegarkan suasana. Aturlah duduk siswa sesuai gaya belajarnya (auditori di depan, visual di tengah dan kinestetik di belakang).
Kunci Ketiga: Fast learning method (metode belajar cepat), yaitu metode untuk mempermudah belajar secara cepat memahami materi pelajaran. Seperti metode menghafal cepat, mempelajari cepat dan menghitung cepat. Untuk mata pelajaran yang bersifat hafalan bisa diajarkan metode menghafal cepat (mejikuhibiniu), sedangkan untuk mata pelajaran IPA bisa diberikan metode mempelajari cepat (lesson mapping concept) dan untuk mata pelajaran matematika dengan metode menghitung cepat (demo dan jaritmatika).
Kunci keempat: Knowledge of student inteligence (pengetahuan inteligensi siswa). Sebagai guru harus mengetahui gaya belajar siswa, penggunaan otak kanan/otak kiri siswa sehingga guru lebih optimal dalam mentransfer materi pelajaran. Perlu diketahui gaya belajar masing-masing siswa itu agar penerapan pembelajaran tepat sasaran.
Gaya belajar visual menyerap materi pelajaran dengan menggunakan mata sebaiknya selalu membawa buku catatan dan selalu ditulis apa pun yang diucapkan guru. Gaya belajar auditori menyerap materi pelajaran menggunakan telinga dan selalu membawa tape recorder dan selalu merekam suara guru dalam mengajar. Gaya belajar kinestetik selalu bergerak, tidak betah duduk tenang, boleh sambil makan camilan.
Kunci kelima: Teaching with animation (pengajaran dengan animasi). Dalam rangka mempermudah trasfer materi pelajaran kepada siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam satu kelas, diperlukan cara pengajaran dengan sistem animasi lewat infocus atau TV. Pengajaran animasi ini sangat cepat dipahami anak didik yang memiliki gaya belajar variatif.
Kiranya perlu saya tegaskan lagi bahwa “teaching skill” wajib dimiliki dan ditambahkan bagi guru-guru. Perkembangan dunia pendidikan semakin pesat sehingga di negeri ini adaptif terhadap perkembangan itu, maka pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan Kurikulum 2013. Mau tidak mau, siap tidak siap, maka harus mau dan harus siap menerima dan menjalankan kurikulum terbaru. Hanya satu tekad bagi kepala sekolah, guru dan dinas pendidikan untuk menjalankanya dengan satu tujuan yakni memajukan dunia pendidikan.