Therapy Literasi Untuk Melawan Learning Loss
Selain mengancam keberadaan umat manusia di dunia, pandemi corona juga menimbulkan dampak negatif di berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah learning loss. Pendidikan kita termasuk yang terkena dampak pandemi corona. Banyak cultur khas pendidikan yang mulai terkikis.
Konsep pendidikan jarak jauh (PJJ) bahkan menimbulkan persoalan baru yakni keaktifan siswa mulai menurun drastis. Menurut data Lembaga Survei Indonesia di awal bulan September 2021, kebanyakan siswa dinilai mulai bosan menjalani Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Bahkan 23,8% guru menilai siswa tidak memiliki motivasi belajar. Data ini menjadi bagian dari fakta atau kenyataan dunia pendidikan kita mulai mengalami kemunduran, dimana siswa tidak memiliki ketertarikan untuk belajar, termasuk konsentrasi dalam memahami materi pelajaran. Apapun kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak akan mampu menggantikan peran guru untuk mencerdaskan anak bangsa. Sekarang yang menjadi persoalan adalah bagaiamana caranya untuk mengembalikan semangat siswa yang sudah mulai menurun? Menurut hemat penulis therapy literasi merupakan metode yang tepat untuk mengembalikan kemauan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Therapy literasi yang dilakukan secara terprogram mampu memacu adrenalin para siswa untuk kembali konsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Therapy literasi harus luwes dalam artian therapy literasi menjunjung tinggi minat dan bakat dari masing-masing siwa sehingga kesannya jangan kaku dan monoton semata.
Dari sisi psikologis teraphy literasi mampu menyentuh relung motivasi siswa yang sudah agak menurun semenjak pandemi corona. Pendidikan memiliki dimensi yang luas termasuk pembudayaan didalamnya. Pembudayaan literasi secara terprogram merupakan salah satu cara untuk mencegah learning loss yang berkepanjangan. Kalau kita biarkan terus jangan heran siswa akan tambah malas dalam mengikuti pelajaran, karena learning loss ini merupakan bahaya yang sangat mengancam dunia pendidikan kita, dan obatnya adalah therapy literasi yang terprogram secara baik dan benar.
Daniel Ropa Djawa